AMBON, iNewsAmbon.id - Ambon Music Office (AMO) sedang menjajaki penerapan kurikulum muatan lokal (mulok) wajib musik tradisional di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pilot project untuk program ini akan dimulai di SMA Kristen YPKPM Ambon.
Menurut Direktur AMO, Ronny Loppies, inisiatif ini merupakan kelanjutan dari kurikulum musik tradisional yang sebelumnya sudah diterapkan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Implementasi kurikulum ini akan ditingkatkan dengan menambahkan konten baru yang relevan.
Kurikulum ini juga akan dikaitkan dengan pendekatan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Selain itu, AMO dan sekolah bersangkutan juga telah sepakat mengenai mekanisme perekrutan tenaga pengajar khusus untuk program ini.
"Implementasi kurikulum ini akan mendukung program 4C dalam dunia pendidikan, yaitu kolaborasi, komunikasi, kreasi, dan berpikir kritis. Program ini penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja di masa depan," kata Ronny.
Penjajakan ini dianggap penting oleh AMO untuk memastikan keberlanjutan kurikulum musik tradisional hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ini juga sejalan dengan visi Ambon sebagai kota musik.
Kurikulum mulok berbasis musik tradisional di Ambon dimulai dari tingkat SD dan SMP, di mana siswa diajarkan bermain alat musik etnik.
Alat musik yang diajarkan disesuaikan dengan potensi kebutuhan daerah, sumber daya manusia, dan lokasi geografis.
Untuk kelas 1-3, alat musik yang diajarkan adalah tifa dan suling bambu, kelas 4-6 belajar ukulele dan totobuang, sementara kelas 7-9 mempelajari totobuang dan hawaiaan.
Editor : Nevy Hetharia