AMBON, iNewsAmbon.id – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku, sebagai perpanjangan tangan Kementerian PUPR di wilayah Maluku, memiliki tugas utama mengelola dan merawat jaringan jalan nasional sepanjang 1.850,22 km yang membentang di berbagai pulau.
Jalan nasional tersebut tersebar di berbagai pulau, seperti Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buru, Pulau Kei, Pulau Aru, dan lainnya. Dengan tugas strategis ini, BPJN Maluku berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah kepulauan tersebut.
Pada akhir 2024, tingkat kemantapan jalan nasional di Maluku mencapai 96,29%, meningkat sebesar 0,85% dibandingkan semester sebelumnya yang tercatat 95,44%. Berdasarkan survei kondisi jalan semester II tahun 2024 oleh PT Gita Cipta Siagayasa, jalan dengan kondisi tidak mantap hanya sebesar 3,71%.
Kepala Seksi Preservasi, Judith Wattimury, menyatakan bahwa subprogram preservasi meliputi pemeliharaan rutin jalan dan jembatan, rehabilitasi minor dan mayor, rekonstruksi, serta pemeliharaan berkala jembatan.
“Melalui program ini, kami berkomitmen untuk menjaga tingkat kemantapan jalan nasional guna mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dan distribusi barang di Maluku, meski menghadapi tantangan geografis,” ujarnya.
Sementara itu, M. Aqsa Qudus, Kepala Seksi KPIJ BPJN Maluku, menjelaskan bahwa pada 2024, kondisi jalan mantap terdiri dari jalan dalam kondisi baik sepanjang 1.173,58 km dan kondisi sedang sepanjang 616,81 km. Sedangkan jalan tidak mantap meliputi kondisi rusak ringan sepanjang 59,61 km dan rusak berat sepanjang 9,41 km.
Jalan rusak ringan ditemukan di ruas jalan seperti Sp. Waipirit–Waiselan, Pantai Batu Merah, Arma–Siwahan, dan Popjetur–Batugoyang. Untuk jalan rusak berat, ditemukan di area patahan seperti Gunung Parang, Mornateng (SBB), Sp. Waipia–Saleman, Saleman–Besi, dan Mako–Modanmohe (Batu Berani, Pulau Buru).
BPJN Maluku juga berhasil menyelesaikan perbaikan Jembatan Wae Kawanua yang rusak akibat banjir bandang pada Juli 2023. Jembatan darurat sepanjang 100 meter dibangun pada tahun 2023 untuk memastikan konektivitas tetap terjaga. Pada 2025, tiga bentangan baru akan dibangun di oprit Jembatan Wae Kawanua dengan total panjang 180 meter.
Untuk tahun 2025, BPJN Maluku memprogramkan penanganan sejumlah ruas jalan tidak mantap, termasuk Jalan Pasar Batu Merah (Ambon), Jalan Mako–Modanmohe–Namrole, Sp. Waipia–Saleman, dan Saleman–Besi. Namun, keterbatasan anggaran membuat penanganan dilakukan secara bertahap. Langkah sementara, seperti pemasangan rambu peringatan dan penimbunan, akan dilakukan pada area yang belum diperbaiki.
Humas BPJN Maluku, Imanuel, menyebutkan bahwa meski menghadapi keterbatasan anggaran, upaya penyelidikan tanah di area longsoran dan studi lebih lanjut pada area patahan terus dilakukan. “Kami optimistis bahwa konektivitas di Maluku sebagai daerah kepulauan strategis akan tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.
Peningkatan kemantapan jalan nasional di Maluku diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, mendukung aktivitas sosial, dan meningkatkan aksesibilitas pariwisata di wilayah ini.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta