Harmony Fest dan Ibadah Syukur Warnai Puncak Perayaan HUT ke-75 PGI

“Semua diundang untuk datang, berbaur, dan merayakan kebersamaan tanpa sekat. Semua bersatu dalam sukacita. Inilah PGI yang terus bergerak, melayani, dan hadir untuk Indonesia,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, sejak Maret 2025 panitia HUT ke-75 PGI telah melaksanakan berbagai kegiatan sosial, seperti ziarah oikoumenis, napak tilas ke makam para tokoh gereja, donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, pemberian sembako, Alkitab, serta aksi peduli lingkungan dengan penanaman bibit pohon, dan semiloka teologi dan penjemaatan Dokumen Keesaan Gereja (DKG).

Keseluruhan kegiatan dilaksanakan di sejumlah provinsi di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, dan Jakarta.

“Kami bersyukur semua kegiatan dapat terlaksana, termasuk ziarah oikoumenis, karena kami peduli akan apa yang telah mereka torehkan para tokoh gereja. Juga penanaman bibit pohon. Rencananya kami masih akan menanam 75 ribu bibit pohon, sebagai bentuk kepedulian PGI terhadap lingkungan. Memang seluruh rangkaian kegiatan diharapkan dapat memberi dampak bagi manusia dan lingkungan,” ujar Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan yang turut hadir dalam jumpa pers ini.

Ia menegaskan, rangkaian kegiatan yang dilakukan PGI ingin menegaskan keberadaan kita sebagai gereja menjadi relevan, menjadi bagian dari masyarakat dan umat, serta mempu menjawab krisis yang sedang kita hadapi. 

Momen HUT ke-75 PGI juga sebagai waktu yang tepat untuk memperkuat persatuan gereja, dan mempertegas peran PGI sebagai jembatan damai di tengah masyarakat yang beragam.

Menjawab pertanyaan wartawan terkait pelaksanaan HUT ke-75 PGI di Papua pada Minggu (25/5), ia menegaskan bahwa hal itu sebagai bentuk afirmasi PGI terhadap upaya semua pihak dalam mendatangkan damai bagi manusia dan Tanah Papua. 

“PGI hadir untuk semua. Kami tidak membedakan latar belakang politik, agama, atau latarbelakang lainnya. PGI berjuang untuk mewujudkan Papua sebagai tanah damai,” tandasnya.

Editor : Nevy Hetharia