AMBON, iNewsAmbon.id - Untuk melayani masyarakat Indonesia khususnya Maluku di perbatasan negara dengan Timor Leste dan Australia, para dokter bersama Yayasan Ina Ama Sinode GPM melakukan aksi pengobatan gratis selama tiga hari pada 15 - 17 Agustus 2024.
Tidak tanggung-tanggung, dalam tiga hari itu masyarakat yang dilayani berjumlah 2.323 orang dan dilayani di tiga tempat, yaitu Gereja Eliora Jemat GPM Tiakur (15/8), Jemaat GPM Kaiwatu, Pulau Moa (16/8) dan Lapangan Kalwedo Kota Tiakur, bertepatan dengan perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia (17/8).
Para dokter itu yakni dr Johan S. Norimarna (dokter umum), dr Lita A. Tarumaseley (dokter umum), dr Jansye C. Pentury (dokter spesialis penyakit dalam), dr Rodrigo Limmon (dokter spesialis THT), dr Sophia Sri W. Djoko (dokter spesialis anak), drg Vonny B. Leatemia (dokter gigi), drg Saartje Pattinama (dokter gigi), dr Saphira Evani (dokter spesialis mata), dan dr. Laura B.S. Huwae (dokter spesialis saraf).
Mereka dibantu tenaga kesehatan yaitu Petra Vian Paul, Ny. S. Sahulata dan Natalia M. Ferdinandus, serta staf Yayasan Rudy Helyanan dan Pdt. Dessy Aipassa-Maspaitella, seperti rilis pada website sinodegpm.id.
Dengan datang dan melayani secara langsung di perbatasan negara atau beranda depan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mereka telah mengabdikan diri kepada masyarakat dan turut mengisi kemerdekaan RI dengan pelayanan nyata.
Ketua Yayasan Ina Ama Sinode GPM, Ir. Pieter Saimima M.Si, mengatakan, para dokter ini luar biasa, sebab mau meninggalkan tugas-tugas di Kota Ambon hanya untuk melayani masyarakat di pulau-pulau yang jauh.
Dan dalam semangat kemerdekaan, itu adalah wujud dari panggilan kemanusian yang tinggi dan ditunjukkan oleh para dokter.
Bagi para dokter sendiri, seperti disampaikan dr. Lita A. Tarumaseley, sebagai kordinator, dalam dua hari sebelum aksi pengobatan, ia sudah tiba di Tiakur untuk melakukan kordinasi pengobatan.
Ia merasakan bahwa masyarakat masih memerlukan pengobatan secara intensif, apalagi di daerah pelosok atau pulau yang jauh dan sulit dijangkau karena armada transportasi dan keadaan cuaca atau gelombang laut.
Karena itu pilihan untuk datang ke tempat ini (Pulau Moa) adalah pilihan tepat dan kena pada sasaran secara langsung.
Bagi dr. Rodrigo Limmon, pelayanan seperti ini menolong dalam dua hal. Pertama, masyarakat bisa berobat secara gratis dan dilayani sesuai dengan keluhan masing-masing, tetapi yang kedua, bermanfaat sebab para dokter bisa datang dan menjumpai mereka.
"Karena mereka jauh dari pusat kesehatan yang memadai, apalagi dengan berada di perbatasan negara, maka kami sudah bisa menghadirkan pelayanan negara dan panggilan profesi dokter secara langsung," ungkap dr Rodrigo.
Dalam semangat itu, dr. Jansye Pentury bahkan berharap agar ada fasilitasi dan sinergitas pemerintah dengan gereja dalam hal ini Sinode GPM untuk bisa menjangkau pulau-pulau yang lain juga. Merdeka. Kalwedo !
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait