AMBON, iNewsAmbon.id - Arca Kristus Raja Semesta Alam setinggi kurang lebih dua meter diarak oleh umat Katolik di kota Ambon dimulai dari Gereja Paroki Santo Joseph Passo ke 14 lokasi gereja di Kota Ambon, Sabtu (25/11/2023).
Arak-arakan arca Kristus Raja mendapat dukungan dari umat beragama di daerah setempat dengan tarian kasidah dari umat Muslim, paduan terompet dari Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, serta penyambutan di empat gereja Protestan di daerah itu.
Ketua Panitia Perayaan Kristus Raja, Matias Neis Watunglawar, mengatakan kegiatan tersebut merupakan agenda liturgi gereja Katolik setiap tahun, sedangkan khusus pada 2023 arca diarak ke seluruh wilayah Kota Ambon.
"Pelaksanaan tahun ini kami didukung semua pihak baik saudara Nasrani juga umat Muslim melalui MUI yang mendukung kelancaran perarakan Kristus Raja Semesta Alam," katanya.
Tujuan kegiatan ini, sebagai upaya memperkuat kedamaian di Provinsi Maluku, khususnya Kota Ambon dan ungkapan syukur bagi Sang Pencipta karena telah menganugerahkan kasih setia, memberikan rahmat, berkat, dan perlindungan terhadap segala aktivitas kehidupan dunia.
"Kegiatan perarakan arca Kristus diikuti ribuan umat Katolik di Kota Ambon, sambil berdendang melakukan tarian dan doa oleh pastor paroki," katanya.
Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menyatakan kegiatan ini upaya memelihara perdamaian Kota Ambon sebagai kota toleransi yang harus terus dijaga dan dipertahankan.
Kegiatan ini, juga mendapat dukungan seluruh umat beragama sehingga terbiasa hidup dalam semangat toleransi antarumat beragama.
"Tanggung jawab besar kita hari ini adalah menjaga Maluku dan Kota Ambon tetap aman, maju, dan berkembang, karena itu kegiatan ini mesti menjadi contoh bagi kita semua setiap umat beragama," ujarnya.
Rute arak-arakan dimulai dari Gereja Paroki Santo Joseph menuju kawasan depan pusat perbelanjaan Ambon City Center (ACC) ke Paroki Maria Vianey Halong, dan ke sejumlah paroki lainnya.
Setibanya di gereja, arca disambut secara adat, sedangkan umat memberikan penghormatan untuk selanjutnya arca diarak kembali ke Gereja Paroki Santo Joseph, untuk diletakkan di tempat penakhtaan sementara.
Editor : Nevy Hetharia