AMBON, iNewsAmbon.id - Dari data hitung nyata (real count) KPU hingga kini, perolehan suara empat pimpinan (ketua dan tiga wakil ketua) DPRD Maluku berpeluang besar kembali duduk di Baileo Karang Panjang Ambon.
Mereka adalah Benhur G Watubun (PDI Perjuangan), Melkianus Sairdekut (Partai Gerindra), Abdullah Asiz Sangkala (PKS) dan Rasyad Effendi Latuconsina (Partai Golkar).
Pasalnya, sesuai data hitung nyata (real count) melalui laman KPU pada Kamis 22 Februari 2024, pukul 11.00 WIT, suara masuk sementara di daerah pemilihan (dapil) keempat caleg tersebut unggul dalam perolehan suara.
Di dapil Maluku 6 (Tual, Malra dan Dobo). Petahana yang juga sebagai Ketua DPRD Maluku, Benhur G. Watubun dari PDIP sementara unggul perolehan suara dari para caleg lainnya.
Watubun saat ini telah meraih 1.028 suara. Tidak ada caleg di partai tersebut yang dekati perolehannya. Sedangkan total suara partai dan calon yakni 1.410.
Untuk dapil Maluku 7 (Tanimbar dan MBD). Caleg petahana yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Maluku, Melkianus Sairdekut (Partai Gerindra) juga merebut suara terbanyak.
Sairdekut saat ini sementara peroleh 2.826 suara. Dia unggul jauh dari caleg lain di partainya. Sedangkan total suara partai dan calon yakni 3.430.
Selanjutnya di dapil Maluku 3 (Maluku Tengah) yang adalah dapil terbesar di daerah ini, dua wakil ketua DPRD Maluku yaitu Abdullah Asiz Sangkala (PKS) dan Rasyad Effendi Latuconsina (Partai Golkar) juga sedang memimpin perolehan suara terbanyak.
Sangkala hingga kini telah meraih 3.823 suara. Sedangkan total suara partai dan calon yakni 6.739. Jumlah ini membuat Sangkala berpeluang kembali duduki kursi di Karpan.
Dari dapil Maluku 3 ini. Rasyad Effendi Latuconsina (Partai Golkar) juga sedang meraih suara terbanyak yaitu 1.818 suara. Sedangkan total suara partai dan calon yakni 6.558.
Namun raihan suara Latuconsina di Partai Golkar ditempel ketat oleh Ridwan Rahman dengan 1.352 suara dan Marhaba Wattiheluw 1.158 suara.
Perolehan suara real count KPU tersebut masih sementara, belum final. Sewaktu-waktu bisa berubah sesuai dengan jumlah persentase suara masuk.
Editor : Nevy Hetharia