AMBON, iNewsAmbon.id - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, bekerja sama dengan Yayasan Samudera Indonesia Timur (SIT) untuk mengembangkan budidaya rumput laut di kawasan Indonesia Timur.
Rektor Unpatti, Prof Freddy Leiwakabessy, menyatakan bahwa Maluku memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah di sektor kelautan, khususnya rumput laut.
"Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan riset dan pengembangan laboratorium di Unpatti," ujar Freddy di Ambon, Rabu (21/8/2023).
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama yang berfokus pada pengembangan dan budidaya rumput laut.
Menurut Freddy, Yayasan SIT menjadi mitra pertama yang bersedia berkolaborasi dengan Unpatti dalam membangun laboratorium khusus untuk penelitian rumput laut.
"Pembangunan laboratorium ini merupakan langkah konkret untuk mengembangkan, meneliti, dan membudidayakan rumput laut, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Maluku," kata Freddy.
Ia menambahkan, potensi rumput laut di Maluku sangat besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk bernilai tinggi.
Riset yang dilakukan akan menghasilkan benih rumput laut berkualitas yang dapat dimanfaatkan oleh petani dan nelayan dalam budidaya.
Freddy juga menyoroti pentingnya riset dalam membantu petani rumput laut mengatasi perubahan lingkungan yang cepat. "Kami berharap Unpatti dapat menjadi pusat riset unggulan di Maluku melalui kerja sama ini," tambahnya.
Ketua Yayasan Samudera Indonesia Timur, Neli Marinda Situmorang, juga mendukung inisiatif ini. Menurutnya, Unpatti memiliki potensi besar untuk mengembangkan riset rumput laut karena lokasinya yang strategis di wilayah kepulauan.
"Unpatti terkenal dengan keahliannya di bidang kelautan, dan kami ingin mendukung pengembangan ini, baik dari sisi SDM maupun SDA," ujar Neli.
Neli juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dalam budidaya rumput laut.
"Laboratorium ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada pelaku budidaya rumput laut agar dapat menerapkan praktik ramah lingkungan, karena keberlanjutan SDA sangat bergantung pada upaya kita untuk menjaganya," tutup Neli.
Editor : Nevy Hetharia