AMBON, iNewsAmbon.id - Para pemuda yang tergabung dalam paguyuban Hetu Upu Ana (HUA) Jazirah mempersoalkan gelar Ketua Dewan Kehormatan DPP Hena Hetu yang disematkan kepada Febry Calvin Tetelepta.
Mereka beranggapan ada nuansa politis dibalik pemberian gelar tersebut, karena Febry sudah mempromosikan diri akan maju sebagai calon Gubernur Maluku pada tahun 2024 mendatang.
Mereka mengingatkan Febry untuk tidak masuk ke wilayah Jazirah Leihitu, meliputi Kecamatan Leihitu, Leihitu Barat, dan Salahutu.
"Mengatasnamakan pemuda-pemudi Jazirah, kami melarang keras pak Febri untuk masuk ke Jazirah Leihitu,” kata Jeky Sanalu, Minggu (30/7/2023).
Menurutnya, pemberian gelar ini sangat berbau politis. Apalagi Febry diketahui akan mencalonkan diri untuk maju pada Pilgub Maluku 2024 mendatang.
"Jangan memanfaatkan kondisi ini untuk syahwat politik. Kami menolak pak Febry masuk wilayah Jazirah," tegasnya
Dikatakan, larangan itu nantinya akan dikoordinasikan dengan semua raja-raja yang tergabung dalam majelis Latu Pati untuk kemudian ditindaklanjuti secara bersama.
Ditempat yang sama, pemuda Jazirah, Andi Rivai Setiawan Nahumarury menjelaskan alasan memboikot aktivitas Febry, yang juga menjabat Deputi I Staf Kepresidenan, di Jazirah Leihitu lantaran yang bersangkutan dinilai tidak menghargai raja-raja di Jazirah Leihitu.
Dia mengaku sebelumnya sudah mengingatkan Febry untuk tidak menghadiri pelantikan itu karena hanya sekelompok orang yang mengatasnamakan Hena Hetu.
"Jadi kami menilai beliau bukanlah tokoh yang baik yang kini menjabat sebagai staf kepresidenan di negara ini," tandasnya.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait