JAKARTA, iNewsAmbon.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan peringatan erupsi besar Gunung Gamalama, Maluku Utara yang beredar di media sosial baru-baru ini merupakan hoaks atau berita bohong.
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan pun memastikan bahwa kabar tersebut merupakan hoaks. Dia pun menjelaskan jika ada potensi erupsi Gunung Gamalama hanya berupa erupsi freatik yang berada di sekitar kawah. “Hoaks, kalaupun ada potensi erupsi itu berupa erupsi freatik, yang dampaknya hanya di sekitar kawah,” kata Hendra saat dihubungi, Jumat (19/4/2024).
Bahkan, kata Hendra, saat ini status Gunung Gamalama berada di level II atau waspada. Namun, kondisinya justru mengalami penurunan. “Sejak tanggal 17 April sampai hari ini kegempaannya cenderung menurun,” ujarnya.
Sementara itu, PVMBG sebelumnya telah menetapkan status level II atau waspada Gunung Gamalama sejak 10 Maret 2015 lalu. Pada saat itu, karakter erupsi umumnya terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat.
PVMBG juga terus mengamati aktivitas Gunung Gamalama dimana per Kamis 18 April 2024, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan barat laut.
Dari pengamatan PVMBG, tercatat tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 14.36-22.84 detik. Kemudian, satu kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 6 mm, dan lama gempa 45.99 detik.
Selain itu, tercatat sebanyak enam kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 4-18 mm, S-P 1.18-2.95 detik dan lama gempa 13.52-28.14 detik. Dan delapan kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 8-42 mm, S-P 11.68-33.89 detik dan lama gempa 31.86-69.32 detik.
PVMBG pun mengingatkan masyarakat dan wisatawan tak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak gunung. Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.
Tingkat aktivitas Gunung Gamalama akan dievaluasi kembali secara berkala. maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat Aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta