"Jadi, untuk datang kesini, bukan harus tahu bahasa Inggris. Tapi kita dorong orang untuk belajar bahasa Inggris. Juga disediakan buku-buku bahasa Inggris untuk anak-anak sampai ke novel-novel klasik untuk dibaca dan permainan (games) bahasa Inggris," katanya.
Untuk itu, para pelayan atau barista dan staf kafe tersebut semuanya bisa berbahasa Inggris. Sehingga komunitas-komunitas atau mahasiswa dan pelajar yang mau datang dipersilahkan, bersantai sambil belajar dengan harga terjangkau.
“Beta harap kafe dengan konsep unik ini bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat di kota Ambon, khususnya bersantai sambil belajar” ujar doktor geologi yang menetap di London, Inggris ini.
Jeff juga mengajak beberapa sahabatnya dari Jakarta yang bergabung di PT Daya Lima untuk datang ke Ambon guna mensuport kafe edukasi tersebut.
"Beta berterima kasih kepada para sahabat di PT Daya Lima yang sangat suport keberadaan Bahasa Basudara Cafe. Juga untuk Mandala Multi Finance yang sudah fasilitasi tempat, juga para donatur dan stakeholder lainnya untuk bantu peningkatan sumber daya manusia di Maluku. Dangke banya," tuturnya.
Acara tersebut turut dimeriahkan oleh anak dan remaja dari Dusun Toisapu, Negeri Hutumuri yang menari dan menyanyi dengan irama dan lagu-lagu Maluku.
Editor : Nevy Hetharia