AMBON, iNewsAmbon.id - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Ambon berkomitmen mempercepat penurunan angka stunting di bawah 14 persen, dengan target 11,38 persen.
Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Kota Ambon, Desy Kaya, menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah, TP PKK, dan kader posyandu sangat penting dalam upaya ini.
"Pencegahan dan penurunan kasus stunting pada balita di Kota Ambon membutuhkan sinergi dari seluruh elemen, bukan hanya pemerintah, tetapi juga TP PKK dan kader posyandu," ungkap Desy Kaya dalam rapat koordinasi TPPS, Jumat (4/10/2024).
Rapat koordinasi ini dianggap sangat strategis untuk membangun kerja sama antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan TP PKK dalam penanganan stunting.
Stunting tidak hanya menjadi isu nasional, tetapi juga permasalahan global yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Stunting memiliki dampak yang sangat merugikan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi," tambahnya.
TPPS berharap penurunan angka stunting di Kota Ambon semakin signifikan.
"Kolaborasi semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai target ini dan mewujudkan Indonesia Emas 2045," lanjutnya.
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Ambon, angka stunting menunjukkan tren fluktuatif. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 798 kasus, menurun signifikan menjadi 472 kasus pada 2022. Namun, di tahun 2024 angka ini kembali naik menjadi 435 kasus.
Desy Kaya juga menekankan pentingnya sinergi dengan kader dan tim satgas di tingkat kecamatan hingga kelurahan, desa, dan negeri, serta dengan aparat TNI/Polri.
"Membangun sinergi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan pencegahan stunting dari rumah ke rumah adalah langkah penting. Fokus utama adalah ibu hamil, balita, dan calon pengantin," ujarnya.
Dengan upaya kolaboratif yang kuat, diharapkan Kota Ambon dapat mencapai target penurunan stunting secara efektif.
Editor : Nevy Hetharia