AMBON, iNewsAmbon.id – Ada satu pahlawan revolusi dari Polri yang patut dikenang bersamaan momentum Hari Bhayangkara ke-77 pada 1 Juli 2023.
Dia adalah Aipda Anumerta Karel Sadsuitubun atau yang lebih populer dengan sebutan KS Tubun. Ia memulai karier sebagai prajurit Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (kini Polri) di Ambon.
Sesuai hasil penelitian sejarah Frans Hitipeuw dkk tahun 1985, menulis bahwa Karel Sadsuitubun asal Desa Rumadian Kecamatan Manyeuw Maluku Tenggara memulai pendidikan calon Agen Polisi pada Sekolah Polisi Negara (SPN) yang berlokasi di Negeri Passo Ambon pada 1 Agustus 1951.
"Mungkin tidak banyak yang tahu, gelar pahlawan revolusi dari Polri di republik ini hanya satu orang, yaitu Aipda Karel Sadsuitubun atau yang sering ditulis KS Tubun)," kata Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif dalam keterangan tertulis kepada media, Rabu (21/6/2023).
Hal itu disampaikan Kapolda Maluku saat meresmikan monumen Aipda Anumerta Karel Sadsuitubun yang dibangun di kampung halaman sang pahlawan revolusi, Desa Rumadian, Kecamatan Manyeuw.
Selain itu, mantan Kepala Korps Polairud Polri ini juga mengatakan Aipda KS Tubun ialah satu-satunya polisi yang namanya dipakai untuk nama bandar udara (bandara). Dan satu-satunya polisi yang namanya dijadikan nama kapal perang.
"Bandar Udara di Indonesia yang gunakan nama anggota Polri juga hanya satu, yaitu Bandara Karel Sadsuitubun di Maluku Tenggara. Dan TNI AL menamai kapal perangnya KRI Karel Sadsuitubun-356," jelas Latif.
Ia mengatakan, Aipda Anumerta KS Tubun adalah kebanggaan masyarakat Maluku Tenggara. Sebelum monumen ini diresmikan, sebenarnya sudah ada monumen Aipda KS Tubun yang dibuat sangat sederhana oleh masyarakat setempat.
"Kondisi awalnya cukup memprihatinkan. Oleh sebab itu saya meminta dibongkar total, untuk kemudian dibuatkan monumen yang bagus, sekaligus sebagai wisata edukasi setempat," ungkap Latif.
"Alhamdulillah bisa membangun dan memberikan sedikit sumbangsih untuk penghormatan kepada sosok pahlawan revolusi Aipda Karel Sadsuitubun," imbuh Latif.
Peresmian monumen Pahlawan Revolusi Aipda KS Tubun ini dihadiri anggota Forkopimda Malra, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, termasuk Raja-raja di Kepulauan Kei. Latif mengaku terharu dan bangga, dan mengapresiasi pihak-pihak yang berperan membangun patung Aipda Anumerta KS Tubun.
"Sebagai wujud penghargaan kepada beliau, Polda Maluku telah membangun monumen ini, agar kita semua dapat terus menghargai jasa yang beliau berikan kepada bangsa dan negara. Pengorbanan yang beliau lakukan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat Maluku Tenggara dalam memperjuangkan negara dan bangsa yang kita cintai ini," tuturnya.
Kapolda menyampaikan Aipda Anumerta Karel Sadsuitubun merupakan putra Kepulauan Kei. Berdirinya monumen ini diharapkan menjadi penyemangat bagi Polda Maluku.
"Saya tekankan ini jangan hanya jadi seremonial belaka, namun harus benar-benar berikan nilai manfaat bagi masyarakat, khususnya di Maluku Tenggara. Anggota Polri harus meniru loyalitas dan kesetiaan kepada kesatuan dan negara dan jalankan tugas penuh tanggung jawab bahkan harus sampai mengorbankan jiwa dan raga," pintanya.
Sementara itu, Bupati Maluku Tenggara M Thaher Hanubun mengungkapkan dirinya berjanji akan membantu pembangunan museum KS Tubun sebagai wahana wisata edukasi.
"Semoga ini dapat menjadi penyemangat dan menjadi inspirasi bagi masyarakat di sini," ucap dia.
Untuk diingat, nama Karel Sadsuitubun sudah tidak asing di telinga orang Maluku dan di beberapa kota besar Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan dan lainnya.
Ia bukanlah perwira tinggi TNI atau Polri. Namun seorang prajurit Angkatan Kepolisian Republik Indonesia (sekarang Polri) semasa hidupnya.
Beliau adalah salah satu pahlawan revolusi yang gugur saat peristiwa Gerakan 30 September (G30S) Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965, yang merupakan peristiwa kelabu dan membuat para petinggi ABRI waktu itu diculik dan dibunuh secara keji.
Sebagai prajurit Polri, figur Karel Sadsuitubun penuh dengan perjuangan dan operasi penumpasan pemberontakan dimana-mana pasca Indonesia merdeka seperti di Sumatera, Sulawesi Selatan, Irian Jaya (Papua) dan lainnya.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait