La Memo, seorang pedayung asal Pulau Osi Seram Bagian Barat, mencatatkan namanya sebagai atlet Maluku dengan jumlah medali terbanyak di posisi ketiga.
Memo, yang juga turut serta dalam Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, baru mengikuti dua edisi PON, yaitu 2016 di Jawa Barat dan 2020 di Papua. Meskipun terbatas dalam partisipasinya, ia menyumbangkan 4 medali emas untuk Maluku.
Pada PON 2016 Jawa Barat, Memo meraih 2 emas dalam nomor rowing single schull dan double schull (bersama Rusdi Ely). Pencapaiannya yang sama juga terulang pada PON 2020 Papua, namun kali ini dalam nomor double schull bersama Asuhan Patiiha.
La Memo, dengan prestasi cemerlangnya, menjadikan dayung sebagai salah satu cabang olahraga unggulan bagi Maluku di tingkat nasional.
Chelsea Corputty, seorang pedayung putri, berada di posisi keempat sebagai atlet Maluku dengan jumlah medali terbanyak. Chelsea telah tampil di tiga edisi PON, yaitu pada tahun 2012 di Riau, 2016 di Jawa Barat, dan 2020 di Papua. Selama karirnya, ia telah mengumpulkan 3 emas dan 3 perak.
Prestasinya dimulai pada PON 2012 di Riau, di mana Chelsea meraih emas dalam nomor double schull bersama Femmy Batuwael.
Pada PON 2016 di Jawa Barat, ia kembali meraih emas dalam nomor single schull.
Di PON 2020 di Papua, Chelsea berhasil meraih 1 emas dalam nomor single schull, serta 2 perak dalam nomor double schull dan beregu putri.
Kontribusinya yang konsisten membuatnya menjadi salah satu atlet andalan Maluku di cabang dayung.
Editor : Nevy Hetharia