AMBON, iNewsAmbon.id - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Sadli Ie memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku akan mengambil langkah-langkah strategis melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Upaya ini akan melibatkan koordinasi intensif dan inovasi dengan mengacu pada strategi 4K, yaitu ketersediaan stok, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif untuk mengendalikan inflasi di Kabupaten Maluku Tengah.
Meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,12 persen di Provinsi Maluku pada Januari 2024, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,84, Sadli Ie menyoroti inflasi tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 6,46 persen dengan IHK 106,15.
Sementara itu, Kota Tual mengalami inflasi sebesar 2,88 persen dengan IHK 106,06, dan Kota Ambon mencatat inflasi terendah sebesar 2,74 persen dengan IHK 105,62.
Sadli Ie menegaskan, "Tentunya Pemerintah Provinsi Maluku akan memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan kepada pemerintah kabupaten/kota yang tercatat sebagai kota inflasi, dengan tujuan mengendalikan inflasi di Provinsi Maluku."
Ia juga menyatakan bahwa komoditas penyumbang inflasi akan segera mendapatkan intervensi untuk menjaga ketersediaan stok dan menjaga keterjangkauan harga.
Selain itu, semua pihak diajak untuk bersinergi dan memberikan kontribusi terkait dengan pengendalian inflasi, dengan harapan bahwa pada rilis Maret 2024, inflasi di Maluku dapat terkendali.
Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Pattiwaellapia, dalam paparan rilis indeks harga konsumen, menyoroti komoditas-komoditas yang memberikan andil inflasi yoy di Provinsi Maluku pada Januari 2024.
Beberapa komoditas tersebut mencakup beras, bawang putih, ikan layang/mumar, bahan bakar rumah tangga, ikan cakalang/sisik, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang merah, buncis, gula pasir, ikan tongkol/komu, cabai rawit, pembalut wanita, tarif angkutan udara, tarif angkutan laut, mobil, buku tulis bergaris, sigaret kretek tangan (SKT), nasi dengan lauk, dan sigaret putih mesin (SPM).
“Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi mencakup bayam, ikan selar/kawalinya, telur ayam ras, ketela pohon, terong, daun melinjo, sabun mandi cair, sabun cream detergen, minuman ringan, lemon, sepatu pria, telepon seluler, tempe, hand body lotion, ayam hidup, keramik, ikan teri, minyak goreng, tas sekolah, dan sepatu anak,” ungkap Maritje.
Editor : Nevy Hetharia