Sedangkan di kelas 45 - 48 putri, mantan petinju Maluku yakni Merlin Tomatala dari Papua Barat, juga meraih medali emas setelah kalahkan Endang dari NTB.
Terdapat juga dua petinju asal Maluku yang bertanding final namun membela Jawa Barat. Yaitu Brama Hendra Betaubun di kelas 75 - 80 kg putra melawan Frendy Yakob Puray (Papua Barat).
Serta di kelas 80 - 86 kg putra, Maikhel Muskitta (Jabar) melawan David Simbolon (Sumut).
Arena tinju PON XXI 2024 ini juga banyak hasilkan keputusan pemenang yang kontroversial, terutama saat melawan petinju tuan rumah Sumut. Keputusan wasit hakim itu selain diprotes, juga viral di media sosial.
Sementara itu, di cabor lainnya, kontingen Maluku hanya bisa menambah tiga medali perunggu dari cabor atletik, kempo dan kick boxing.
Dari cabor atletik, medali perunggu diperoleh oleh tim estafet 4 x 400 meter putra yang terdiri dari Adam Latuiperisa, Rendy Telusa, Yacob Souhoka dan Yanes Souisa.
Kemudian dari cabor kick boxing, medali perunggu disumbang oleh Hendrikus Rahayaan di kelas low kick - 63,5 kg.
Serta dari cabor kempo, medali perunggu disumbang oleh Thomas Marshel Murehuwey kelas 55 kg di nomor figther/randori.
Dengan demikian, kontingen Maluku di PON XXI 2024 ini total sudah koleksi 13 medali, yakni 2 medali emas, 3 perak dan 8 perunggu. Namun di klasemen umum Maluku masih berada di peringkat 30 dari 38 provinsi dan IKN.
Untuk diketahui, pada PON XX 2021 di Papua, Maluku berhadil duduki peringkat 21 dengan total perolehan sebanyak 15 medali. Terdiri dari 5 medali emas, 4 perak, 6 perunggu.
Sedangkan sampai kini, kontingen saudara Maluku yakni Maluku Utara (Malut) hanya baru peroleh satu medali perunggu dan berada di peringkat terakhir.
Editor : Nevy Hetharia