AMBON, iNewsAmbon.id - DPD PDI Perjuangan Maluku menutup peluang Murad Ismail dalam penjaringan bakal calon Gubernur Maluku periode 2024 - 2029.
Dalam waktu dekat, DPD PDI Perjuangan Maluku akan membuka pendaftaran bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku yang berminat bertarung dålam Pilkada Serentak 2024.
"Pendaftaran kita terbuka kepada siapa saja ya. Ada Barnabas Orno, Febri Calvin Tetelepta, Jefry Rahawarin, Said Latuconsina. Kecuali Murad Ismail. PDIP lewat Ketua umum Ibu Megawati tutup pintu rapat-rapat. Kalau dia tetap mendaftar kami tolak," ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku Benhur George Watubun kepada awak media, Senin (1/4/2024).
Menurut Benhur Watubun surat DPP untuk penjaringan bakal calon gubernur sudah diterima.
Selanjutnya akan dilakukan rapat internal pembentukan tim penjaringan untuk pendaftaran bakal calon gubernur.
Benhur mengatakan, partai yang ia pimpin sangat terbuka bagi semua kandidat, kecuali Gubernur incumbent Murad Ismail.
Sesuai mekanisme dan aturan partai, jelas Benhur, DPP memiliki kewenangan untuk menerbitkan dan memberikan rekomendasi kepala calon gubernur.
Tetapi selama penjaringan berlangsung, sangat dibutuhkan kandidat yang memiliki dedikasi tinggi, wawasan nasional dan sejumlah syarat lainnya.
"Kenapa ini harus dilihat secara cermat, agar nama yang dibawah ke Jakarta betul-betul perfomance. Karena berangkat dari pengalaman, ada pemimpin yang dia belum mapan soal etika dan moral dan itu sangat mempengaruhi keputusan nanti," tegas Ketua DPRD Maluku itu.
PDI Perjuangan merupakan pemenang Pemilu Legislatif di Maluku. Karena itu, menurut Benhur, partainya mengincar kursi Gubernur, bukan Wakil Gubernur.
PDIP juga bakal melakukan survei internal untuk mengetahui tingkat penerimaan figur calon gubernur di masyarakat.
"Penjaringan dalam waktu dekat ini sudah dibuka. Kemungkinan kita mau selaraskan DPD dan DPC semua pendaftaran dibuka bersamaan,"tandasnya.
Seperti diketahui Murad Ismail adalah mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku. Dia dipecat dari PDIP setelah istrinya berpindah ke Partai Amanat Nasional (PAN).
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait