"Plastic Odyssey memiliki pabrik besar di Senegal untuk mendaur ulang sampah, dan teknologi yang sama ada di kapal ini. Sampah plastik bisa diubah menjadi meja, kursi, paving block, dan lainnya," tambah Alexander.
Inovasi teknologi yang diperkenalkan oleh Plastic Odyssey diharapkan dapat diadaptasi oleh Indonesia, khususnya Kota Ambon, sebagai upaya memerangi sampah plastik di lautan.
"Fokusnya adalah pengolahan sampah plastik karena plastik yang masuk ke laut tidak akan terurai dan akan dikonsumsi oleh biota laut," jelasnya.
Plastic Odyssey adalah organisasi perintis yang didedikasikan untuk mengurangi polusi plastik di seluruh dunia dengan menggabungkan inovasi, edukasi, dan keterlibatan masyarakat.
Organisasi ini berkeliling dunia, berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk menerapkan praktik pengelolaan sampah yang efektif dan mempromosikan pelestarian lingkungan.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait