AMBON, iNewsAmbon.id - Tanpa kehadiran dua atlet dayung nasional senior yakni Chelsea Corputty dan La Memo, perjuangan kontingen Maluku di cabor andalan itu hingga Kamis 12 September 2024 belum berhasil meraih medali emas.
Namun demikian, tanpa kehadiran dua pedayung bertaraf internasional itu, para atlet lainnya tetap berjuang maksimal di arena PON XXI 2024 Aceh-Sumut di Waduk Keuliling, Keureuweung Krueng, Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Nangroe Aceh Darusalam.
Laporan yang diterima dari arena pertandingan, tim dayung Maluku pada final jenis rowing, Kamis (12/9/2024), berhasil meraih 1 medali perak dan 1 perunggu.
Medali perak diperoleh dari beregu putri nomor Quadruple Scull Putri (W4X) oleh Arni Pattipeiluhu, Issa Behuku, Poppy Hattu dan Maria Bahy dengan catatan waktu 7 menit 40,767 detik.
Medali emas direbut oleh kwartet putri Jawa Barat dengan waktu 7 menit 40,707 detik dan perunggu diraih DKI Jakarta 7 menit 42,704 detik.
Sedangkan 1 perunggu diperoleh oleh Issa Behuku pada Nomor Single Sculls Women (W1X) dengan waktu 8 menit 37,801 detik.
Medali emas diperoleh pedayung putri Jambi yang adalah atlet Olimpiade Paris 2024 Mutiara Rahma Putri dengan waktu 8 menit 22,206 detik dan perak oleh Nurtang (Sulsel) 8 menit 26,876 detik.
Di nomor Light Weight Single Scull putri, pedayung Maluku Susana R. Salamahu hanya berada di urutan 5 dari 6 finalis dengan waktu 09 menit 01,477 detik.
Peraih medalinya yaitu Mutiara Rahma Putri (emas/Jambi), Lola Hanarina Blegur (perak/DKI) dan Defi Ariani Safitri (perunggu/Sulsel)
Di nomor Covles Pairs putri, pedayung putri Maluku yakni Maria Bahy dan Poppy Hattu finis di urutan 6 dengan waktu 10 menit 28,209 detik. Medalinya direbut Sumsel, DKI dan Sulsel.
Kemudian di final nomor Fouble Scull putra (M2X) oleh Rusdi Elly dan Almendo Lasamahu. Namun keduanya gagal meraih medali.
Tim dayung Maluku masih berpeluang meraih medali lagi. Karena ada 4 nomor final yang berhasil dicapai para pedayung Maluku, namun baru akan dipertandingkan pada Jumat (13/9/2024).
Sementara itu, ketidakhadiran pedayung senior nasional Chelsea Corputty dan La Memo karena terkena pembatasan usia oleh PB PODSI dan juga Asuhan Patiiha yang pindah ke daerah lain, turut jadi kendala untuk Maluku merebut medali emas di cabor dayung.
Pasalnya, ketiga atlet tersebut yang jadi andalan Maluku merebut emas. Misalnya di PON 2016 di Jawa Barat,
Memo meraih 2 emas dalam nomor rowing single schull dan double schull (bersama Rusdi Ely). Hal itu terulang pada PON 2021 Papua, namun kali ini dalam nomor double schull bersama Asuhan Patiiha.
Sedangkan Chelsea Corputty, telah tampil di tiga edisi PON yaitu pada tahun 2012 di Riau, 2016 Jawa Barat, dan 2020 di Papua. Selama karirnya, ia telah kumpulkan 3 emas dan 3 perak.
Prestasinya dimulai di PON 2012 di Riau, di mana Chelsea meraih emas dalam nomor double schull bersama Femmy Batuwael.
Pada PON 2016 di Jawa Barat, ia kembali meraih emas dalam nomor single schull.
Di PON 2020 Papua, Chelsea berhasil meraih 1 emas dalam nomor single schull, serta 2 perak dalam nomor double schull (bersama Arni Pattipeiluhu) dan beregu putri (bersama Arni, Issa Behuku dan Maria Bahy).
Untuk diketahui, pada PON XXI 2024 ini secara total cabang olahraga dayung akan memperebutkan 45 medali emas dari 45 nomor yang akan dipertandingkan.
Prestasi kontingen Maluku pada PON XX 2021 lalu di Papua, berada di urutan 21 dari 34 provinsi debgan raihan 5 emas, 4 perak, dan 6 perunggu.
Saat ini dengan koleksi sementara 2 perak dan 1 perunggu, Maluku berada di peringkat 32 klasemen umum PON 2024 dari 38 provinsi.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait