Kesedihan Prabowo dalam Operasi Seroja tak hanya disebabkan oleh kehilangan komandan. Ia juga harus kehilangan prajurit terbaiknya, Letnan Satu TNI Anumerta Siprianus Gebo, seorang anggota Batalyon Infanteri Lintas Udara 328/Dirgahayu (Yonif Linud 328/Dirgahayu), yang kini bernama Yonif Para Raider 328/Dirgahayu.
"Saya masih ingat betul, dia masuk Batalyon 328 saat saya menjadi Komandan Batalyon. Dia menjabat sebagai Komandan Peleton di Kompi A, bergabung pada akhir tahun 1987," kata Prabowo.
Prajurit kelahiran Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sejak awal memperlihatkan bakat keprajuritan yang istimewa. Ketika Batalyon 328 diterjunkan dalam operasi di Timor Timur pada Oktober 1988 hingga November 1989, keberanian Gebo sebagai anggota TNI sangat kentara. Ia selalu berada di garda terdepan dalam berbagai pertempuran.
Hingga suatu ketika, tim yang dipimpin Gebo menemukan jejak musuh. Dengan sigap, mereka mengikuti jejak tersebut dan berhasil menemukan sebuah kamp persembunyian gerilyawan. Setelah melakukan pengamatan dari kejauhan, Gebo mengambil inisiatif untuk menyusup dan menyerang kamp tersebut dari jarak dekat.
Gebo kemudian memimpin anak buahnya merayap sejauh ratusan meter dengan penuh keberanian. Akhirnya, ia berhasil menembus masuk ke jantung kamp persembunyian musuh.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait