AMBON, iNewsAmbon.id - Pemain naturalisasi tim nasional (timnas) Indonesia berdarah Maluku, Ragnar Oratmangoen, akhirnya datang di Kota Ambon bersama keluarganya, Jumat (14/6/2024).
"Beta senang. Iya senang datang ke Ambon. Terima kasih," ujar Ragnar singkat, saat ditemui media ini di The Natsepa Hotel dan Resort.
Pemilik nama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen kelahiran 21 Januari 1998 adalah pesepakbola yang bermain sebagai pemain sayap atau gelandang serang untuk klub Eredivisie Fortuna Sittard, dengan status pinjaman dari Groningen dan timnas Indonesia.
Pantauan media ini, Ragnar bersama istri, ayahnya dan keluarga besar sedang makan malam bersama.
Meski demikian, Ragnar yang memakai topi putih, akhirnya ketahuan figurnya sebagai pemain timnas Indonesia sehingga didatangi beberapa pengunjung resto hotel itu untuk minta foto dengannya.
Figurnya memang supel dan ramah. Itu terbukti saat sedang video call, tetapi dia tetap melayani permintaan foto bersama.
Istrinya dan kerabat yang melihatnya hanya tersenyum.
"Dankje, terima kasih sama-sama,"" ucapnya berulang kali setiap disalami warga Ambon yang berfoto dengannya.
Bahkan tiba-tiba dari arah taman di pantai resort tersebut, muncul sekelompok anak muda yang memakai jersey tim Oranye Belanda, timnas Indonesia dan lainnya, minta Ragnar tandatangan di kaos mereka dan foto bersama.
Semuanya dilayani dengan senyum.
Usai santap malam dan melayani permintaan foto, Ragnar dengan keluarga dan kerabatnya pamit untuk beristirahat.
Informasi yang dihimpun, Ragnar bersama istri dan keluarga besarnya pada Sabtu (15/6/2024) berangkat ke kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Selanjutnya menuju Desa Awear, Pulau Fordata.
Seperti diketahui, ada dua pemain nasionalisasi timnas Indonesia keturunan Maluku yakni Ragnar Oratmangoen dan Shayne Pattynama yang jadi andalan pelatih Shin Tae-yong (STY).
Pattynama belum lama ini berlibur ke Bali dan menyatakan keinginannya untuk ke Ambon - Maluku sebagai tanah asal orang tuanya.
Marganya memang berasal dari Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah. (NP).
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait