Bagi para dokter sendiri, seperti disampaikan dr. Lita A. Tarumaseley, sebagai kordinator, dalam dua hari sebelum aksi pengobatan, ia sudah tiba di Tiakur untuk melakukan kordinasi pengobatan.
Ia merasakan bahwa masyarakat masih memerlukan pengobatan secara intensif, apalagi di daerah pelosok atau pulau yang jauh dan sulit dijangkau karena armada transportasi dan keadaan cuaca atau gelombang laut.
Karena itu pilihan untuk datang ke tempat ini (Pulau Moa) adalah pilihan tepat dan kena pada sasaran secara langsung.
Bagi dr. Rodrigo Limmon, pelayanan seperti ini menolong dalam dua hal. Pertama, masyarakat bisa berobat secara gratis dan dilayani sesuai dengan keluhan masing-masing, tetapi yang kedua, bermanfaat sebab para dokter bisa datang dan menjumpai mereka.
"Karena mereka jauh dari pusat kesehatan yang memadai, apalagi dengan berada di perbatasan negara, maka kami sudah bisa menghadirkan pelayanan negara dan panggilan profesi dokter secara langsung," ungkap dr Rodrigo.
Dalam semangat itu, dr. Jansye Pentury bahkan berharap agar ada fasilitasi dan sinergitas pemerintah dengan gereja dalam hal ini Sinode GPM untuk bisa menjangkau pulau-pulau yang lain juga. Merdeka. Kalwedo !
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait