"Lebih baik seorang sniper mati bunuh diri daripada tertangkap musuh. Itulah misi tempur one-way ticket," ungkap Tatang dalam buku Satu Peluru Satu Musuh Jatuh karya A. Winardi.
Kehebatan Tatang diakui oleh Letnan Ginting, prajurit Kopassus yang pernah mengawal dan menyaksikan aksinya di medan tempur.
Menurutnya, Tatang mampu menembak kepala musuh dari jarak 300 hingga 600 meter dengan presisi luar biasa. Laporannya kepada Kolonel Edi Sudrajat, yang saat itu menjabat Dansatgassus, membuat Edi terkesima.
"Kamu benar-benar gila," ujar Edi kepada Tatang, mengapresiasi keterampilannya.
Selain ahli menembak, Tatang juga mahir melacak jejak musuh. Ia bisa membedakan jenis luka tembak dari warna darah yang tercecer—jika bercampur warna putih, itu berasal dari cairan otak; jika merah pekat dan banyak, berarti tembakan mengenai dada.
Tatang juga memiliki strategi unik yang tidak diajarkan dalam pendidikan militer. Sebelum berangkat ke medan perang, ia membuat sepatu dengan alas terbalik, berkat keahliannya sebagai anak dari keluarga perajin sepatu di Cibaduyut. Teknik ini bertujuan untuk mengelabui pasukan musuh yang sedang berpatroli.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait