Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menekankan bahwa sidak ini penting untuk meminimalkan potensi rencana kriminal, seperti pelarian, penyelundupan narkoba, dan penipuan melalui komunikasi gelap.
“Petugas perlu meningkatkan pengawasan dan pengontrolan. Kami tidak ingin ada komunikasi gelap yang bisa digunakan untuk merencanakan aksi kriminal, baik di dalam maupun dari luar Lapas,” tegas Tersih.
Langkah ini selaras dengan Program Akselerasi Kementerian Hukum dan HAM yang menekankan pemberantasan peredaran narkoba dan penipuan.
Komunikasi ilegal bisa menjadi pintu masuk awal untuk tindakan kriminal, sehingga rantainya harus diputus.
Melalui sidak rutin Wartelsus, Lapas Wahai menegaskan komitmennya mendukung program pembinaan terpadu melalui pengawasan teknologi di lingkungan pemasyarakatan.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait