Tetapi hanya kebiasaan atau tradisi masyarakat Kristiani untuk meyambut dan memeriahkan Hari Natal.
Banyak versi terkait asal-usul tradisi memajang pohon Natal tersebut. Tetapi yang pasti, kebiasaan ini lahir dari tradisi masyarakat Kristiani di Eropa dan Amerika.
Kebetulan Portugis dan Belanda lama bercokol di Maluku, maka jadilah kebudayaan tersebut membaur dalam budaya masyarakat Kristen Maluku.
Usai sibuk-sibuk memajang pohon Natal, biasanya keluarga-keluarga Kristiani di Maluku, ditunggu kesibukan baru, yakni menghadiri atau menjadi panitia perayaan Natal.
Warga Kristiani di Maluku umumnya hampir setiap dua hari sampai tiga hari sekali mengikuti ibadah Natal.
Bahkan ada majelis dan pelayan gereja serta sejumlah masyarakat yang setiap hari mengikuti ibadah perayaan Natal.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait