Andreas juga menyatakan bahwa jika kapal sudah berada di tengah laut dan menerima laporan tentang gelombang tinggi, maka nakhoda bertanggung jawab penuh atas keselamatan muatan sambil tetap berkomunikasi dengan pihak di darat.
"Laporan BMKG bersifat estimasi, jadi komunikasi dengan navigasi laut sangat penting untuk memonitor kondisi cuaca," jelasnya.
Saat ini, Pelabuhan Galala memiliki dua kapal yang beroperasi, yaitu KMP Wayangan dan KMP Temi.
"Seharusnya KMP Wayangan beroperasi bersama KMP Tatihu, tetapi karena KMP Tatihu sedang naik dok, kami meminta KMP Temi yang biasanya beroperasi di jalur Liang - Waipirit untuk sementara menggantikan," tutup Andreas.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait