PIRU, iNewsAmbon.id – Kejadian mengenaskan terjadi di halaman Kantor Bupati Seram Bagian Barat (SBB) di Piru, Senin (20/11/2023).
Belasan tenaga harian lepas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten SBB menebar sampah, yang seharusnya dibuat di tempat pembuangan sampah akhir, di halaman kantor bupati sejak pukul 05.30 Wit.
Setidaknya ada empat truk sampah yang membuang sampah pada empat titik di halaman kantor Bupati.
Akibat tumpukan sampah tersebut, para pegawai Kantor Bupati SBB yang akan elaksanakan apel pagi, merasa tidak nyaman akibat bau yang ditimbulkan.
Penjabat Bupati SBB Andy Chandra As’aduddin saat memasuki Kantor dan akan memulai apel pagi, sangat kaget dengan insiden yang memalukan ini.
Apel pagi akhirnya dibatalkan karena para pegawai tidak tahan bau yang berasal dari tumpukan sampah yang bertebaran di halaman.
Sementara itu, saat berdialog dengan 12 tenaga kebersihan yang menggelar aksi, As’aduddin menyatakan, hal ini tidak perlu sampai terjadi, kalau ada komunikasi yang baik antara Dinas dan tenaga lepas.
“Kejadian ini sudah teranjur terjadi, seharusnya hal ini tidak perlu terjadi kalau ada komunikasi yang terjadi antara Dinas dan Pegawainya, untuk itu hal seperti yang tidak kita harapkan ini sudah terlanjur terjadi namun menjadi pelajaran bagi kita semua,”ucapnya.
Ia juga menegaskan, sebelumnya Kadis Lingkungan Hidup sudah diperintahkan untuk segera menyelesaikan persoalan admistrasi para tenaga kebersihan, karena mereka diupah tidak sama dengan pegawai honorer.
As’aduddin menjelaskan, para tenaga kebersihan ini rencananya akan di gaji per hari di hitung dalam sebulan, sehingga harus segera di rubah SK dan DPA, namun belum juga diselesaikan.
“Tidak mungkin saya sendiri harus turun sampai ke bawah untuk melihat hal ini,” tukasnya.
Dia meminta jajarannya untuk segera menuntaskan persoalan termasuk menindaklanjuti keluhan tenaga Kebersihan yang belum memiliki Fasilitas Kesehatan seperti BPJS Kesehatan maupun BPJS Tenaga Kerja.
As’aduddin juga mengingatkan, memasuki tahun politik akan ada banyak kepentingan yang bisa saja dapat memecah belah Masyarakat. Baik lewat fitnah maupun hasutan. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak gampang terprovokasi.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait