Hal ini sempat dikeluhkan para atlet dan pembina. Namun mereka pasrah. Soal ini pun sempat dikritik wartawan senior Rudi Muhrim di akun FB nya.
"Kenapa Di Daerah Ini Biar Acara Yang Tidak Kaitan Dengan Politik, Dominasi Warnanya Selalu Bernuansa Politik. Dari Panggung, Pencahayaan, Pengisi Acara, Sampe Tamu Yang Datang Pung Baju Samua Warna Politik. Katong Yang Hanya Datang Nonton Saja Bale Kira Jang Sampe Katong Nih Su Buta Warna. Soalnya Terlihat Satu Warna..Sa," kritiknya, saat pembukaan MTQ Maluku.
Sedangkan seorang pembina cabor atlet PON yang dihubungi, juga akui kaget pakaian atlet berwarna biru.
"Atlet pasrah. Karena itu KONI yang berikan. Padahal warna khas merah hitam atau merah merah itu bermakna berani, siap tempur sesuai karakter Maluku," ungkap sang pembina.
Kadis Pemuda dan Olahraga Maluku, Sandi Wattimena, ketika dikonfirmasi Rabu (26/6/2024) mengatakan soal pakaian atlet Pelatda PON bukan kewenangannya. "Itu urusan KONI Maluku," katanya, pendek.
Sedangkan Sekretaris KONI Maluku, Roy Mongi yang dikonfirmasi media ini via pesan Whatsapp, meski sudah membaca namun tidak meresponnya.
Perubahan warna dan nuansa khas Maluku sesuai selera penguasa dan petinggi KONI Maluku ini, dinilai aneh dan bawa-bawa unsur politik ke banyak momen even daerah.
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait