Sempat juga Maluku berada pada ranking 24 di PON XII Jakarta 1989 dengan raihan 2 emas, 1 perak, 7 perunggu. Salah satu emasnya dihasilkan oleh Albert Papilaya, petinju legendaris Indonesia yang sudah almarhum.
Sedangkan pada PON XIII 1993, Maluku juga sempat terpuruk di peringkat 23. Saat itu hanya memperoleh 2 emas, 2 perak dan 8 perunggu.
Sementara itu perolehan medali emas terbanyak kontingen Maluku, yaitu sebanyak 7 emas terjadi pada empat edisi PON yaitu PON Jakarta 1981, PON Jakarta 1985 dan PON Jawa Barat 2016 serta PON Jawa Timur 2000.
Lengkapnya PON 1981 meraih 7 emas, 2 perak, 4 perunggu peringkat akhir 14. PON 1985 dapat 7 emas, 5 perak, 8 perunggu posisi akhir 17 serta PON 2016 rebut 7 emas, 3 perak dan 9 perunggu berada di urutan 20 serta PON 2000 peroleh 6 emas, 3 perak, 6 perunggu duduki urutan 17.
Khusus PON Jakarta 1981, cabor tinju sangat fenomenal. Karena mampu rebut 7 medali emas, 1 perak. Yaitu emas dari Herry Maitimu, Ellyas Pical, Charles Thomas, Notje Thomas, Max Auty, Polly Pesireron, Wiem Gomies dan perak oleh Benny Keliombar.
TARGET NAIK MALAH TERPURUK
Keterpurukan kontingan Maluku di PON XXI 2024 Aceh-Sumut, tidak terlepas dari manajemen organisasi KONI Maluku yang kurang fokus dan perhatian kelola Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda).
Editor : Nevy Hetharia
Artikel Terkait